Cerpen2
Antara Kerinduan,Tugas dan Istirahat
Oleh : Nani
Chairani Lestari Lubis
Keramaian pelataran
kamar-kamar hotel menuju kamar kami, tidak menyurutkan niatku untuk tetap
berkhayal tentang apa yang akan ku tulis nanti. Aku tahu bahwa tidak boleh melakukan
kegiatan seperti ini apalagi waktunya sudah malam. Nanti takutnya kesambet
katanya. Tapi semangat ku untuk menulis lebih kuat daripada ketidakbolehan itu.
Di kamar hotel,keadaannya
sudah bersih dan rapi kembali karena sudah dibersihkan oleh petugas. Bergegas
mandi dan ganti baju kemudian sholat isya
Saat berbaring sebentar di
tempat tidur,entah kenapa, aku teringat bunda di rumah. Dan entah mengapa juga aku
merasa ada sesuatu menusuk hati ku yaitu kerinduan. Padahal bukan kali ini aku pergi ke luar kota selama beberapa hari. Pernah aku ditinggal bunda dan ayah selama 40 hari karena mereka menunaikan ibadah haji, tapi tidak pernah serindu ini. Tapi yasudahlah ini juga adalah
untuk masa depan yang lebih cerah dan akhirnya membanggakan orang tua khusus
nya bunda juga.
Saya duduk sambil menghadap
laptop siap untuk mengerjakan tugas. Pasalnya bukan hanya tugas menulis cerpen
saja ada lagi tugas untuk membuat opini atau feature dan sama-sama dikumpulakn
besok. Memang ada sesi untuk mengerjakan tugas besok tapi dalam prinsip ku
“Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti”
Tiba-tiba pintu kamar saya dan
2 orang teman saya diketuk oleh
seseorang selama beberapa saat.Kami tidak berani untuk membukakan pintu
sembarangan, lantas kami pun berseru “Siapa yaa ???” Tidak ada jawaban. Ternyata
yg mengetuk tadi adalah teman saya juga yang kamarnya berada disebelah,ingin
berdiskusi bersama kami. Sebelumnya kami sempat berfikir mistis. Tapi kami
ingat materi yang diberikan oleh Pak Edi Siswanto yaitu “Jadilah Gelas Kosong”
maknanya kita harus berfikir positif thinking terhadap sesuatu agar mudah diisi
oleh narasumber. Dan Alhamdulillah sampai saat ini kami masih mengingatnya.
Kami berempat berdisku si sana sini tentang Opini kami masing-masing
agar kami lebih mudah untuk menuangkannya kedalam suatu tulisan yang menjadi
tugas. Masing-masing kami mengunyah sesuatu alias cemilan agar tidak mudah
mengantuk dalam mengerjakan tugas. Sesekali kami melontarkan humor agar suasana
lebih hidup dan disinilah terbentuk sifat kekeluargaan di antara kami.
Tidak terasa kami mengerjakan
tugas sudah cukup larut malam hingga teman-teman ku lelah dan akhirnya
tertidur dengan posisi kertas tugas berada tidak jauh-jauh dari mereka. Aku
tersenyum kecil melihatnya, segera ku rapikan kertas-kertas buram tugas mereka dan merapikannya agar dapat dilanjutkan besok. Kemudian aku pun memilih untuk belum melanjukan pekerjaan.
Secangkir coklat hangat
ditambah biskuit cukup untuk menemani. Dengan santai aku meneguk isi dalam
cangkir. Rasanya lezat, hangat di tubuh. Teringatlah pada bunda lagi yang
biasanya membuatkan coklat hangat ini. Tidak disangka handphone ku berdering, hampir aku melompat karena terkejut. Terlihat tulisan sipemanggil “BUNDA”. Aku bahagia sekali. Bisa melepas
rindu di dada pada bunda melalui telepon. Tidak lupa pula ku tanyakan
keadaan keluarga disana. Senang rasanya mendengar suara bunda sehat-sehat saja.
Ntah iseng ataupun apa, aku juga tidak mengerti bibir ini langsung bertanya
mengapa mama menelepon. Pertanyaaan yang menurut akal sehat ku jika tidak
latah adalah pertanyaan yang tidak wajar ditanyakan dan bahkan mungkin bisa
menyinggung perasaan bunda. Tapi saya salah. Dengan lembutnya bunda menjawab
“Bunda tadi hampir membuat coklat hangat untukmu sayang......” Aku takjub sekali mendengarnya. Pertama ketika aku teringat bunda, bunda pun menelpon ku. Ketika ingat bunda yang biasa membuatkan coklat hangat ternyata bunda
pun sama. Mungkin ini lah yang namanya kontak batin anatara ibu dan anak. Ingin
rasanya berlama-lama bersama bunda di telpon. Tapi apa boleh buat tugas
menunggu. Dan harus dikerjakan.Tentunya rindu pada bunda harus ditunda dulu.Nanti setelah pelatihan ini selesai dan sampai di rumah aku akan memeluk bunda erat-erat.....
Badan ini pun mulai menggek meminta agar diistirahatkan.. Aku langsung
mengabulkan permintaannya, tugas-tugas juga sudah selesai semua jadi
tunggu apa lagi...
Aku pun berseru dalam hati
“Teman-teman akan ku susul kalian ke pulau kapuk”
Tersenyum dengan banyaknya
pengalaman yang didapat hari ini. Mata lelah dan perlahan-lahan pun terpejam
penuh lelah....
*Sedikit tentang cerpen ini...
Ditulis untuk memenuhi tugas dari narasumber saat Pelatihan Jurnalistik di Hotel Dharma Deli Medan 18-20 Agustus 2013...
Sayangnya tidak terpilih menjadi cerpen terbaik... Sedih juga siih :D
Tapi tak mengapa mungkin masih banyak yang harus ku perbaiki dari tulisanku ini...
Dan kesan dari pelatihan itu banyak sekali...
Mendapat pengetahuan yang lebih luas lagi tentang penulisan jurnalistik..
Mendapat fasilitas yang cukup...
Mendapat teman baru...
Mendapat pengalaman baru yang berkesan....
Ntah mengapa setelah pelatihan ini... Aku mulai menyukai sastra....
Ntah mengapa setelah pelatihan ini... Aku mulai menyukai sastra....
Ku harap kegiatan ini bisa dimaksimalkan lagi... Bukan hanya diadakan satu tahun sekali... Kalau bisa sebulan sekali dan disselenggarakan di sekolah sekolah pedalaman....
In Memorize...
Nani Chairani Lestari Lubis
Septina Rumiris S
Anggi Kurnia Adha
Tolib
From : SMP NEGERI 1 KOTAPINANG
Komentar
Posting Komentar