Antara Kerinduan,Tugas dan Istirahat
Antara Kerinduan,Tugas dan Istirahat
Oleh : Nani
Chairani Lestari Lubis
Keramaian
pelataran kamar-kamar hotel menuju kamar kami, tidak menyurutkan niatku untuk
tetap berkhayal tentang apa yang akan ku tulis nanti. Aku tahu bahwa tidak
boleh melakukan kegiatan seperti ini apalagi waktunya sudah malam. Nanti
takutnya kesambet katanya. Tapi semangat ku untuk menulis lebih kuat daripada
ketidakbolehan itu.
Di kamar
hotel,keadaannya sudah bersih dan rapi kembali karena sudah dibersihkan oleh
petugas. Bergegas mandi dan ganti baju kemudian sholat isya
Saat
berbaring sebentar di tempat tidur,entah kenapa, aku teringat bunda di rumah.
Dan entah mengapa juga aku merasa ada sesuatu menusuk hati ku yaitu kerinduan.
Padahal bukan kali ini aku pergi ke luar kota selama beberapa hari. Pernah aku
ditinggal bunda dan ayah selama 40 hari karena mereka menunaikan ibadah haji,
tapi tidak pernah serindu ini. Tapi yasudahlah ini juga adalah untuk masa depan
yang lebih cerah dan akhirnya membanggakan orang tua khusus nya bunda juga.
Saya duduk
sambil menghadap laptop siap untuk mengerjakan tugas. Pasalnya bukan hanya
tugas menulis cerpen saja ada lagi tugas untuk membuat opini atau feature dan
sama-sama dikumpulakn besok. Memang ada sesi untuk mengerjakan tugas besok tapi
dalam prinsip ku “Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti”
Tiba-tiba
pintu kamar saya dan 2 orang teman saya diketuk oleh seseorang selama
beberapa saat.Kami tidak berani untuk membukakan pintu sembarangan, lantas kami
pun berseru “Siapa yaa ???” Tidak ada jawaban. Ternyata yg mengetuk tadi adalah
teman saya juga yang kamarnya berada disebelah,ingin berdiskusi bersama kami.
Sebelumnya kami sempat berfikir mistis. Tapi kami ingat materi yang diberikan
oleh Pak Edi Siswanto yaitu “Jadilah Gelas Kosong” maknanya kita harus berfikir
positif thinking terhadap sesuatu agar mudah diisi oleh narasumber. Dan
Alhamdulillah sampai saat ini kami masih mengingatnya.
Kami
berempat berdisku si sana sini tentang Opini kami masing-masing agar kami
lebih mudah untuk menuangkannya kedalam suatu tulisan yang menjadi tugas.
Masing-masing kami mengunyah sesuatu alias cemilan agar tidak mudah mengantuk
dalam mengerjakan tugas. Sesekali kami melontarkan humor agar suasana lebih
hidup dan disinilah terbentuk sifat kekeluargaan di antara kami.
Tidak terasa
kami mengerjakan tugas sudah cukup larut malam hingga teman-teman ku lelah dan
akhirnya tertidur dengan posisi kertas tugas berada tidak jauh-jauh dari
mereka. Aku tersenyum kecil melihatnya, segera ku rapikan kertas-kertas buram
tugas mereka dan merapikannya agar dapat dilanjutkan besok. Kemudian aku pun
memilih untuk belum melanjukan pekerjaan.
Secangkir
coklat hangat ditambah biskuit cukup untuk menemani. Dengan santai aku meneguk
isi dalam cangkir. Rasanya lezat, hangat di tubuh. Teringatlah pada bunda lagi
yang biasanya membuatkan coklat hangat ini. Tidak disangka handphone ku
berdering, hampir aku melompat karena terkejut. Terlihat tulisan sipemanggil
“BUNDA”. Aku bahagia sekali. Bisa melepas rindu di dada pada bunda melalui
telepon. Tidak lupa pula ku tanyakan keadaan keluarga disana. Senang rasanya
mendengar suara bunda sehat-sehat saja. Ntah iseng ataupun apa, aku juga tidak
mengerti bibir ini langsung bertanya mengapa mama menelepon. Pertanyaaan yang
menurut akal sehat ku jika tidak latah adalah pertanyaan yang tidak wajar
ditanyakan dan bahkan mungkin bisa menyinggung perasaan bunda. Tapi saya salah.
Dengan lembutnya bunda menjawab “Bunda tadi hampir membuat coklat hangat
untukmu sayang......” Aku takjub sekali mendengarnya. Pertama ketika aku
teringat bunda, bunda pun menelpon ku. Ketika ingat bunda yang biasa membuatkan
coklat hangat ternyata bunda pun sama. Mungkin ini lah yang namanya kontak
batin anatara ibu dan anak. Ingin rasanya berlama-lama bersama bunda di telpon.
Tapi apa boleh buat tugas menunggu. Dan harus dikerjakan.Tentunya rindu pada
bunda harus ditunda dulu.Nanti setelah pelatihan ini selesai dan sampai
di rumah aku akan memeluk bunda erat-erat.....
Badan ini
pun mulai menggek meminta agar diistirahatkan.. Aku langsung mengabulkan
permintaannya, tugas-tugas juga sudah selesai semua jadi tunggu apa lagi...
Aku pun
berseru dalam hati “Teman-teman akan ku susul kalian ke pulau kapuk”
Tersenyum
dengan banyaknya pengalaman yang didapat hari ini. Mata lelah dan
perlahan-lahan pun terpejam penuh lelah....
Komentar
Posting Komentar