Pengalaman1


Libur Lebaran
Oleh : Nani Chairani Lestari Lubis


Tahun ini, lebaran tidak seperti biasanya. Kenapa demikian? Karena tahun ini, nenek tidak lebaran di Kotapinang tetapi di Medan. Tidak tahu apa alasannya. Biasanya jika nenek lebaran disini, pasti rumah nenek penuh dengan saudara-saudara. Tapi sayang sekali, tahun ini rumah nenek menjadi rumah paling sepi di Hari Raya Idul Fitri.
Lebaran pertama saya dan keluarga sholat Idul Fitri di sini. Usai sholat dan silaturahmi ke teman-teman kerja ayah. Kami pun berangkat ke Medan. Tidak hanya kami saya, tante Maya juga ikut.
Di Medanlah pada lebaran kedua menjadi titik pusat perkumpulan keluarga nenek dari mama.Bayangkan..... anak nenek ada 8 ditambah keluarganya ditambah tamu ya ng datang plus kami cucu-cucunya ada 17 orang berkumpul di satu rumah.Ramaii sekali... Tidak biasanya seluruh keluarga berkumpul seperti ini. Biasanya walaupun libur lebaran, pasti ada saja yang tidak bisa mudik karena alasan tertentu. Firasat saya tidak enak. Tapi saya cepat-cepat menangkalnya dan meningmati kehangatan keluarga besar saat itu.
Mumpung telah berkumpul semua, kami menyempatkan diri untuk foto keluarga besar dan dilanjutkan untuk bagi-bagi THR. Yeeeee.....!!!
Dari Medan kami sempat menginap satu malam di Parapat. Kota yang masih saja indah dengan Danau Toba dan bukit hijau disekelilingnya. Ditambah udara yang dihirup sungguh sejuknya.
Serasa cukup menikmati pemandangannya, kami enuju kampung ayah di Panyabungan. Kami melewati jalan via Tarutung, Sipirok, Sidimpuan lalu Panyabungan. Kami juga melewati kawasan Aek Latong yang dulu katanya rawan kecelakaan karena jalannya kurang bagus. Tapi saat kami melintasinya jalannya sudah diperbaiki, mulus persis jalan di Malaysia.
Suasana di sana hampir sama dengan di Medan. Bedanya hanya tidak semua keluarga dari ayah bisa mudik, tapi walaupun begitu suasana kekeluargaan lebih terasa tidak hanya sesama keluarga tapi juga ke tetangga-tetangga nenek.
Di panyabungan aku senang sekali karena punya adik baru. Namanya Hafis. Cucu bou, anak kak Eva. Brarti nenek kampung sudah punya cicit. Aku tidak menyangka.
Saat malam tiba. Suasana riuh. Semakin tampaklah warganya yang ramah tamah. Aku dan sepupu-sepupu menonton Gordang Sambilan, kesenian asli daerah Panyabungan Madina. Keramaian malam yang dingin dengan tabuhan Gorgang Sambilan penghangatnya. Sungguh suasana yang tidak akan dapat ditemui di Kotapinang.
Menginap satu malam disana dan setelah sungkeman dengan nenek dan oppung dan setelah bagi-bagi THR, kami pun pulang ke Kotapinang. Perjalanan yang melelahkan tapi penuh dengan butiran butiran cinta kekeluargaan
Rasanya sayang sekal libur lebaran hanya sebentar. Aku masih ingin menghabiskan waktu dengan keluarga. Masih ingins etiap hari makan siang dengan menu Ikan Mas Sayur Asam buatan nenek kampung. Tapi mau bagaimana lagi, karena dituntuk menjadi siswa yang baik harus segera masuk sekolah dengan semangat menuntut ilmu yang tinggi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUMPULAN JUDUL NOVEL DARI BERBAGAI ANGKATAN (20AN-2013)

Makalah Senam Lantai

Pidato Ketua Osis Dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW